Minggu, 24 Februari 2008

Finding Nemo


Proyek Finding Nemo lahir tahun 1990. Dan seperti umumnya film kartun, proses produksinya lama banget. Terutama untuk observasi. “Apalagi kalau kartun itu berupa makhluk hidup. Diperlukan waktu tujuh tahunan hanya untuk membuat konsepnya saja, ditambah 4 tahun untuk observasi” kata Andrew.

Tahun 1992, Andrew memulainya dengan berkunjung ke Marine World di Vallejo, California berhari-hari, setiap kunjung berjam-jam. Ia juga mendatangi tempat tempat diving di Hawaii.
The film project is beginning!

Kru film mulai ‘mengkasting’ ratusan ikan, mencari calon pemeran utamanya, pemeran pendamping dan ribuan figuran. Di belakang itu, mereka buka tes yang kemudian didatangi artis-artis beken yang kepingin ‘jadi ikan’. Maksudnya mengisi suara untuk ikan-ikan kartun yang main film itu.

Ada proses yang agak ribet, yaitu ketika hendak menghidupkan karakter pemeran utamanya. Andrew sendiri turun, untuk memilih ikan yang paling ‘catchy’ di antara ratusan jenis ikan di lautan. Sampai akhirnya terpilih clown fish yang dianggapnya patut memerakan Nemo.
Duet sutradara Andrew dan Lee Unkrich, memilih Great Barrier Reef sebagai lokasi syuting film ini. Kenapa Australia? Kata mereka, lautnya jernih. Pemandangannya indah. Dan, spesies ikan serta karangnya banyak. Dengan demikian menurut mereka, film Nemo pastilah enak ditonton. Nggak membosankan!

Menyaksikan film ini memang samahalnya melihat indahnya kehidupan bawah laut yang jarang terjamah. Juga memasuki dunia ikan yang ternyata unik. Bayangkan keluarga clown fish, marlin dan nemo, yang dibikin punya masalah, tak sekadar warna dan bentuk mereka yang berbeda-beda.

Ada mahluk Marlin, dari ras Badut (karena warnanya oranye bergaris putih). Marlin adalah sosok ayah yang over protektif terhadap anak satu-satunya, Nemo yang beranjak jadi bocah tapi merasa selalu haus pengetahuan. Sang bapak pencemas, karena punya trauma yakni istrinya dan ratusan calon anaknya pernah dimakan ikan Baracuda. Hanya telur Nemo-lah yang tersisa.
Akibat peristiwa menyakitkan itu Marlin emoh kehilangan lagi. Maka ia jaga Nemo dari waktu ke waktu. Dan ini menjadikan Nemo yang baru masuk sekolah merasa terkekang kebebasannya.
Ternyata feeling sang bapak benar. Pada suatu hari si-kecil Nemo tertangkap seorang penyelam, seorang pemburu ikan hias.

Betapa dahsyat kesedihan Marlin. Ia cari anaknya, ia menyelinap ke mana-mana untuk mendapatkan kembali si-buah hati itu.

Pada kesempatan inilah Marlin ketemu Dory, yang sangat membantunya tapi sayang ikan baik itu punya kelemahan : pelupa!.

Dalam pencariannya, Marlin harus memasuki kedalaman laut yang menyeramkan. Demi anak tercintanya, ia harus melawan serangan listrik ubur-ubur, buruan monster yang tinggal di bawah laut, galaknya hiu yang kelaparan....

Film Nemo adalah kisah kasih dan perjuangan seorang bapak terhadap anaknya. Tontonan ini perlu disimak para bapak muda yang belakangan ini kebanyakan sibuk berkarir di luar rumah, lalu menyerahkan putera-puteranya kepada baby-sitter.

Saat dirilis dan disebar serentak ke seluruh dunia, Nemo mendapat sambutan sangat meriah. Ongkos produksi di bawah 100 juta dolar langsung balik dalam hitungan minggu.
Film box office di Amrik ini meraup 250 juta dolar dalam sekejap. Padahal awalnya diragukan banyak orang bahkan oleh pengisi soundtracknya, Thomas Newman. Tapi akhirnya semua orang geleng-geleng kepala.

“Dahsyat banget. Aku jadi nggak ragu-ragu buat minta Robbie Williams nyumbangin lagu untuk soundtrack ini,” kata pengisi soundtrack kelas Oscar ini. Robbie, si badung itu nyumbangin lagu Beyond The Sea.

Nggak cuma Robbie yang ‘rela’ nyumbangin lagu. Banyak artis beken tak keberatan diajak ngisi suara buat karakter-karakternya. Ada Albert Brooks (suara Marlin), Ellen DeGeneres (suara Dory), Willem Dafoe (suara Gil), Geoffrey Rush (suara Nigel), Elizabeth Perkins (suara Coral).
Maka, terutama bapak-bapak sibuk, Film Finding Nemo akan banyak mengajari kita hal menarik.


Tidak ada komentar: